Agar Ibadah Puasa Lebih Bermakna
Bulan Ramadhan merupakan bulan nan pernuh berkah; Ramadhan
menjadi penghulu segala bulan dalam hutungan tahun Hijriyah,
tahunnya umat Islam. Ramadhan adalah bulan shiyam (puasa), dan
dia juga bulan qiyam (shalat malam).
1. Keutamaan Bulan Ramadhan
Hadits-hadits yang mengupas keutamaan bulan nan agung ini, cukup
banyak dan bercorak ragam. Cukup kita petik beberapa di antaranya,
sebagai penambah muatan motivasi yang mengangkat gairah imani
kita untuk memasuki bulan Ramadhan yang akan datang menjelang,
dengan penuh harap akan ampunan dan karunia-Nya.
Dari Ubadah bin Shamit bahwasanya Rasulullah bersabda, yang
artinya:
"Telah datang kepadamu Bulan Ramadhan, bulan nan penuh berkah.
Di bulan itu Allah akan menaungimu; menurunkan .rahmat dan
menghapus dosa-dosa, mengabulkan doa dan memperhatikan
bagaimana kamu sekalian saling berlomba-lomba (dalam kebaikan)
pada bulan itu. Allah pun membanggakan dirimu di hadapan para
malaikat-Nya. Maka perlihatkanlah (wahai kaum Muslimin) segala
kebaikan pada dirimu. Sesungguhnya orang yang celaka adalah
orang yang kehilangan rahmat Allah." (Diriwayatkan oleh Imam Ath-
Thabrani).
Hadits yang lain:
"Telah dianugerahkan kepada ummatku pada bulan Ramadhan lima
karunia yang tidak pernah diberikan kepada ummat manapun
sebelum mereka:
Aroma mulut orang yang berpuasa, disisi Allah, lebih harum
semerbak ketimbang bau kesturi. Para malaikat memohonkan bagi
mereka ampunan hingga waktu berbuka. Setiap hari di bulan itu,
Allah menghiasi Jannah-Nya seraya berfirman kepada sang Jannah:
"Tak lama lagi, para hamba-Ku yang shalih akan dibebaskan dari
beban dan kesusahan, lalu beranjak menemuimu."
Di bulan itu, para jin pembangkang dibelenggu; mereka tak dapat
bebas berbuat, seperti pada bulan-bulan yang lain. Lalu, Allah
mengampuni dosa- dosa mereka pada malam terakhir.
Ada sahabat yang bertanya: "Ya Rasulallah, apakah malam terakhir
itu, malam Lailatul Qadar?".
Beliau menjawab:
) Disalin dari majalah As-$unnah %&III&H hal - %'
"Bukan, karena orang yang beramal akan mendapati ganjarannya,
bila ia telah selesai menunaikannya." 2
Ada beberapa hadits lain yang senada dengan itu. Dua hadits di atas,
dan banyak lagi yang lainnya meliputi beberapa kesimpulan:
1. Allah telah memberkahi bulan Ramadhan ini sebagai bulan
pengampunan atas segala dosa, bagi orang yang memenuhi bulan ini
dengan beragam ibadah; tetapi tidak untuk dosa-dosa beaar. Nabi
bersabda:
"Barangsiapa yang beribadah pada bulan Ramadhan dengan penuh
keimanan dan introspeksi diri, akan Allah ampuni dosa-dosanya yang
terdahulu." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dan Salman Al-Farisi, bahwasanya Rasulullah bersabda: "Antara
shalat-shalat lima waktu; antara Jum'at dengan Jum'at; dan antara
Ramadhan yang satu dengan rmadhan berikutnya; ada
pengampunan dosa, bagi mereka yang menghindari dosa-dosa
besar."3
Dosa-dosa besar hanyalah diampuni, lewat taubat tersendiri yang
dilakukan seorang hamba dengan penuh penyesalan di hadapan
Allah. Hanya saja sebagian ulama, di antaranya Ibnu Taimiyyah,
Imam Nawawi dan lain-lain menegaskan; bahwa Ibadah Ramadhan,
berikut shaum dan shalat malamnya, bila dilakukan dengan penuh
keikhlasan berarti sudah mencakup taubat itu sendiri. Dan itulah
yang menjadi tujuan puasa, bahkan seluruh ibadah seperti tertera
dalam al-Qur'an adalah: Agar kamu sekalian bertakwa.
2. Termasuk keberkahan bulan suci Ramadhan adalah sempitnya
ruang gerak setan itu untuk melancarkan godaan dan tipu dayanya
terhadap bani Adam.
Terbelenggunya mereka, adalah dengan kehendak Allah dan dalam
pengertian yang sesungguhnya. Namun juga tidak berarti mereka
berhenti menggoda manusia secara total, seperti tersebut dalam
hadits di atas.
3. Dihiasinya Jannah untuk menyambut kedatang an orang-orang
yang berpuasa, seusai menjalani cobaan Allah selama masa hidup di
dunia. Ini salah satu bentuk Tabsyir atau kabar gembira dari Allah.
4. Keberkahan bulan Ramadhan juga terungkap jelas, dengan adanya
para malaikat yang memohonkan ampunan kepada Allah bagi mereka
yang berpuasa. Di samping aroma mulut orang yang berpuasa yang
secara lahir mungkin tidak sedap di sisi Allah lebih wangi dibanding
aroma kesturi.
2 Berbagai Keutamaan Lain
) Diri(ayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab Zakat) %*%+, %%, %%, -*, + dari hadits Abu
Hurairah'
) HR' Muslim dalam kitab Ath-0haharah) , , '
Sebagai Muslim yang mengharap keutamaan dan ampunan, di mana
dia juga tak lepas dari noda dan dosa, maka noda dan dosa itu dapat
terkurangi bahkan terhapus lewat ibadah di bulan Ramadhan. Segala
bentuk ragam ibadah di bulan ini harus semaksimal mungkin kita
mefaatkan di antaranya:
2.1 Memperbanyak Shadaqah
Imam Tirmidzi meriwayatkan:
Rasulullah pernah ditanya: "Sedekah apakah yang paling utama?"
Beliau menjawab: "Seutama-utamanya sedekah adalah sedekah di
bulan Ramadhan." 4
Nabi adalah orang yang gemar bersedekah. Kegemarannya
bersedekah, menjadi semakin meningkat di bulan Ramadhan. Salah
seorang sahabat telah berkata:
"Sesungguhnya Rasulullah itu lebih pemurah, dibandingkan dengan
angina yang berhembus. Dan terutama lagi di bulan Ramadhan." 5
2.2 Shalat malam berjama’ah
Dari Abu Dzar, bahwasanya beliau menuturkan:
"Dahulu ketika kami melakukan shaum/puasa, Rasulullah tidak
pernah shalat (malam) berjama'ah bersama kami hingga bulan
Ramadhan hanya tersisa tujuh hari lagi. Lalu beliau shalat bersama
kami hingga akhir sepertiga malam pertama.
Pada malam yang ke dua puluh enam, beliau tak lagi shalat bersama
kami.
Namun pada malam ke dua puluh lima (satu malam sebelumnya),
beliau sempat shalat bersama hingga pertengahan malam. Lalu kami
bertanya:
"Ya Rasulallah, apakah tidak engkau sisakan sebagian malam agar
kami menambah shalat sendiri?" Maka beliau bersabda:
"Barangsiapa yang shalat (malam) bersama imam hingga selesai
shalatnya, akan dituliskan baginya (pahala) shalat semalam
untuknya." 6
Hadits tersebut umumnya digunakan oleh para ulama untuk
menetapkan disyari'atkannya shalat malam berjama'ah (tarawih)
pada bulan Ramadhan. Namun hadits tersebut juga secara lebih
khusus menyiratkan keutamaan shalat malam berjama'ah di bulan
Ramadhan itu. Meskipun secara umum, juga berlaku untuk setiap
shalat jama'ah, baik yang fardhu maupun yang mustahab.
Syaikh Nashiruddin al-Albani menegaskan:
Sabda beliau: "Barangsiapa yang shalat (malam) bersama imam", itu
jelas menunjukkan keutamaan shalat malam Ramadhan berjama'ah.
) HR'0irmid1i kitab Zakat) *, Baiha2i, Ibnu 3hu1aimah dan lain-lain' Imam 0irmid1i berkata) "Hadits
ini gharib'"
* ) Diri(ayatkan oleh 0irmid1i dalam Asy-$yamail al-Muhammadiyah'
+ ) Diri(ayatkan oleh Abu Da(ud &%, 0irmid1i &%-% dan beliau berkomentar) $anad hadits ini
shahih' 6uga oleh 7asai &-, Ibnu Majah &% dan lain-lain'
Hal itu dikuatkan, dengan riwayat dari imam Abu Dawud dalam "Al-
Masail" hal.62:
Saya pernah mendengar Imam Ahmad ditanya: "Mana yang lebih
menarik hatimu, orang yang shalat berjama'ah atau shalat sendiri?"
Beliau menjawab: "Tentu saja orang yang shalat berjama'ah."
Beliau juga pernah ditanya: "Bagaimana kalau orang yang shalat
sendiri itu mengakhirkan shalat hingga akhir malam (pada waktu
yang paling utama)?" Beliau menanggapi: "Sunnah kaum Muslimin
tetap lebih aku sukai." 7
2.3 Memperbanyak amalan akhirat
Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, adalah ladang subur untuk
menebarkan beragam amal shalih untuk dituai hasilnya di akhirat
nanti. Dan mulai membaca al-Qur'an, memberi makan orang miskin
atau memberinya sekedar makanan untuk berbuka puasa, berdoa,
beristigfar, mempererat hubungan silaturrahmi dan lain-lain.
Banyak kaum Muslimin yang secara tradisi, memenuhi bulan suci ini
dengan bekerja di luar kebiasaan; demi untuk merayakan 'Iedul fitri
dengan mewah penuh kegemerlapan, bahkan terkesan dipaksapaksakan;
itu jelas merugian.
Di ladang pahala, kita justru menanam amalan duniawi yang lebih
banyak menghasilkan kesia-siaan. Padahal telah diingatkan dalam
satu hadits mauquf (hanya sampai kepada sahabat) dari Hasan bin
Ali:
"Apabila engkau mendapati seseorang melomba kamu dalam urusan
dunia, maka lombalah dia dalam urusan akhirat." 8
2.4 Menjalankan umrah
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya bahwa Rasulullah
bersabda:
"Sesungguhnya ganjaran umrah di bulan Ramadhan, sama dengan
ganjaran melaksanakan haji sekali atau bahkan haji bersamaku." 9
Syaikh Abdullah bin Jarullah bin Ibrahim All Jarullah dalam "Majmu'
Rasail Ramadhan iyyah" menyatakan:
"Namun yang perlu dipahami, bahwa umrah di bulan Ramadhan itu,
meskipun ganjarannya sama dengan ibadah haji, namun ia tidak
menggugurkan kewajiban haji itu sendiri bagi mereka yang mampu
berkewajiban".
2.5 Beribadah di malam Lailatul qadri
Para ulama menyatakan, bahwa malam itu disebut dengan Lailatul
qadri (malam kemuliaan), karena kemuliaan dan keutamaannya.
Bahkan dinyatakan, bahwa dimalam itu juga rizki dan ajal kematian
para hamba untuk selama satu tahun ditentukan Allah. Sebagaimana
% ) $halat At-0ara(ih, hal' * - Al-Maktab Al-lslami'
- ) Diri(ayatkan oleh Ibnu Abi Ad-Dunya dalam kitab "D1ammu Ad-Dunya" 7o' +* 8lihat Alljabah
Al-bahiyyah, Abdulllah bin $a'dan - Dariil'Ashimah hal' )'
) HR' Al-Bukhari I:&*
difirmankan-Nya: "Pada malam itu dijelaskan, segala urusan yang
penuh hikmat." (Ad-Dukhan: 4)
Banyak ayat yang menceritakan tentang keutamaannya yang tidak
kami sebutkan di sini. Di malam itu juga pahala amal ibadah Allah
lipatgandakan. Nabi Bersabda:
"Barangsiapa yang beribadah di malam Lailatul qadri, dengan penuh
keimanan dan perhitungan; akan diampuni segala dosa-dosanya yang
terdahulu." 10
Adapun waktu malam tersebut, banyak sekali diperselisihkan para
ulama. Imam Hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam "Fathul Bari",
setelah menuturkan puluhan pendapat para ulama, berkata:
"Pendapat yang paling kuat, malam itu terdapat pada sepuluh malam
terakhir. Ia selalu berpindah, namun yang paling diharapkan dia
akan muncul, pada malam-malam ganjil. Adapun tepatnya; menurut
Syafi'iyyah pada malam ke 21 atau 23. Tapi menurut sebagian besar
ulama pada malam ke 27."
Demikian juga pendapat syaikh al-Albani dalam "Qiyamul lail" . Para
ulama sering mengungkapkan, bahwa hikmah tersembunyinya
kepastian malam itu, adalah agar kaum Muslimin giat beribadah
pada setiap malam bulan Ramadhan, Wallahu A'lam.
2.6 I’tikaf
Lepas dari perselisihan di mesjid mana i'tikaf itu disyari'atkan,
kaum Muslimin tetap harus mengakui kesepakatan para ulama
bahwa i'tikaf di bulan Ramadhan, khususnya sepuluh hari terakhir,
adalah keutamaan besar sekaligus sunnah yang tak pernah
ditinggalkan Nabi seumur hidupnya hingga beliau wafat.
Dari Abu Hurairah berkata:
"Nabi dahulu beri'tikaf setiap bulan Ramadhan selama sepuluh hari.
Namun pada tahun di mana beliau wafat, beliau beri'tikaf selama dua
puluh hari." 11
Karena ia merupakan sunnah yang selalu dilakukan Nabi, maka
kaum Musliminpun harus merentang jalan demi melaksanakannya
sedapat mungkin, di mesjid manapun i'tikaf itu dilakukan. Oleh
sebab itu, para ulama yang memilih pendapat bahwa i'tikaf itu hanya
di tiga mesjid utama (mesjid Al-Haram, An-Nabawi dan Al-Aqsha),
mereka menjadikan dalil "dilarangnya melakukan perjalanan sulit
kecuali ke tiga mesjid" untuk dibolehkannya mencapai mesjid itu
dengan upaya keras, karena di sana disyari'atkannya i'tikaf,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Ash-Shan'ani dalam
"Subulu as-Salam".
Pendapat ke dua ini termasuk yang dipilih Syaikh Muhammad
Nashiruddin al- Albani Hafidzahullahu Ta'ala seperti beliau jelaskan
dalam kitabnya "Qiyamu ar- Ramadhan".
) Diri(ayatkan oleh Al-Bukhari& dan Muslim&%* dan 0irmid1i 8+) dalam kitab) Ash-
$haum'
) HR. Al-Bukhari :&*.
Adapun bagi mereka yang berpendapat disyari'atkannya i'tikaf itu di
setiap mesjid jami', merekapun harus berusaha menghidupkan
kembali sunnah Nabi yang sudah lama ditinggalkan ini. 12
3 Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menjalankan Puasa
Ramadhan
Syaikh Abdullah bin Jarillah menyebutkan beberapa hal yang
seyogyanya diperhatikan oleh orang yang berpuasa. Di sini kami
nukil secara ringkas, dengan disertai sedikit tambahan dan takhrij
ringkas beberapa haditsnya.
1. Mengenal hukum-hukum puasa
Banyak kaum Muslimin yang memasuki bulan puasa ini tanpa bekal
ilmu tentang puasa sama sekali. Celakanya, mereka juga tak begitu
merasa perlu untuk belajar. Padahal Allah ta berfirman:
"Bertanyalah kepada para ulama, kalau kamu sekalian tidak
mengetahui." (An-Nahl: 43)
2. Menyambut puasa dengan hura-hura, bukan dengan banyak
berdzikir, beristigfar dan mensyukuri nikmat Allah. Klimaksnya,
bulan yang penuh berkah ini tidaklah menggiring mereka untuk
semakin bertakwa; tapi sebaliknya, semakin terbuai
seribu satu kemaksiatan.
3. Sebagian kaum Muslimin, memasuki bulan Ramadhan dengan
gambaran lahir seperti orang-orang yang bertaubat. Mereka shalat,
berpuasa dan meninggalkan banyak kemaksiatan yang 1biasa
dilakukan.
Namun seusai bulan puasa, mereka kembali menjadi pecinta
kemaksiatan. Seolah- olah, mereka hanya mengenal Allah di bulan
nan suci ini. Atau mungkin mereka hanya memandang ibadah di
bulan ini sebagai satu tradisi. Nabi bersabda:
"Barangsiapa yang beribadah hanya untuk didengar orang, maka
Allah pun akan memberi ganjaran dengan sekedar (ibadah itu)
) Di antara para ulama yang berpendapat seperti ini:
. mam Al-Bukhari dalam $hahihnya &-%<
. bnu Hajar dalam =athul Bari :&, >etakan Daru Ad-Diyan<
. Al-mam Al-Baghwi dalam $yarhu As-$unnah :& >etakan Al-Maktab al-slami<
. Al-Mawardi dalam "Al-Hawi Al-3abrr" &-* >etakan Daru al-3utub al-lmiyyah<
*. An-Nawawi dalam "Al-Majmu"9 :&- >etakan Daru al-=ikr<
+. bnu Qasim Ar-Ra_9i dalam =athul A1i1 :&-<
%. bnu Quddamah dalam "Al-Mughni" :&+ >etakan Hajar 3aira Mesir dan juga dalam 9Asy-$yarhu
al-3abir9<
-. bnu Dhawiyyan dalam 9Manaru as-$abil" & >etakan Daru al-Ma9arif<
. mam $yaukani dalam "Nailul Authr" :&%+ >etakan Daru al-Jiel Lebann<
. $ayyid $abiq dalam =iqhu as-$unnah dan lain-lain.
didengar orang. Barangsiapa yang beribadah untuk sekedar dilihat
orang, demikian juga Allah akan memberinya ganjaran." 13
4. Ada juga sebagian kaum Muslimin yang beranggapan bahwa bulan
Ramadhan ini cocok dijadikan waktu untuk beristirahat, tidurtiduran
dan bermalas-malasan di siang hari, lalu begadang di malam
hari. Bahkan seringkali, begadang malam itu dibumbui dengan halhal
yang dapat mengundang kemurkaan Allah. Dengan permainan,
mengobrol kesana kemari, berghibah, bahkan -kadang terjadiberjudi,
wal 'iyadzu billah.
5. Selain itu, ada juga kaum Muslimin yang menyambut bulan ini
dengan dingin dan tak bergairah. Kalau sudah berlalu, ia akan
kegirangan. Mereka beribadah dan berpuasa, semata-mata mengikuti
kebiasaan manusia di sekitarnya.
Alangkah miripnya mereka dengan keadaan orang-orang munafik
yang memang senang bermalas-malasan dalam ibadah. Allah as
berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang munafik itu (berusaha) menipu Allah,
tetapi Allah-lah yang akhirnya menipu mereka. Dan apabila mereka
berdiri untuk bershalat mereka berdiri dengan malas...." (An-Nisa:
142)
Rasulullah juga bersabda, yang artinya:
"Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik
adalah shalat Isya dan Shubuh." (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
6.Banyak di antara mereka yang begadang malam untuk hal-hal yang
tidak bermanfaat, sampai-sampai meninggalkan subuh berjama'ah.
Padahal Rasulullah bersabda:
"Tidak dibolehkah begadang itu melainkan bagi orang yang shalat
(malam), atau musafir." 14
7. Sebagian di antara mereka menghindari diri dari berbagai pembatal
puasa; seperti makan, minum, berjima' dan lain-lain. Tetapi mereka
tak berusaha menghindari hal-hal yang dapat membatalkan pahala
puasa; seperti bebas melihat aurat wanita di jalan-jalan (bahkan
terkadang menjadi kebiasaan sehabis shubuh dan menjelang
berbuka), atau di majalah-majalah, berghibah, mencaci-maki orang
dan lain sebagainya.
) Dengan lafad1 ini dikeluarkan leh Muslim dari hadits bnu Abbas 8-+). Juga dari hadits Jundub
dengan lafad1 yang berbeda 8+). Al-Bukhari juga meriwayatkannya dalam kitab: Ar-Raqaiq 8+).
) Diriwayatkan leh mam Ahmad 8, ) dan mam $uyuthi dalam Al-Jami9 Ash-$haghir, dan
beliau mengisyaratkannya sebagai hadits hasan.
8. Suka berdusta.
Ada sebagian kaum Muslimin yang menganggap ringan berkata
dusta, termasuk di bulan suci Ramadhan, di kala berpuasa. Padahal
Rasulullah pernah bersabda:
"Barangsiapa yang tidak juga meninggalkan berkata-kata dusta dan
masih juga melakukannya (di kala berpuasa), maka Allah tak
sedikitpun sudi menerima ibadah puasanya, meski ia meninggalkan
makan dan minum." 15
9. Satu hal yang aneh, namun benar-benar sering terjadi; seseorang
berpuasa, tapi tidak shalat. Atau terkadang ada yang rajin shalat,
tapi selalu beralasan tidak kuat berpuasa. Padahal sungguh tidak ada
manfaat orang itu berpuasa kalau dia tidak shalat. Karena shalat
adalah pilar dien/agama Islam.
10. Ada juga sebagian kaum elit di kalangam Muslimin yang sengaja
bersafar terkadang keluar negeri agar mendapat keringanan untuk
tidak berpuasa. Padahal Allah Maha Mengetahui apa yang terbetik
dalam hati hamba-Nya.
11. Sebagian kaum Muslimin, ada yang berbuka puasa dengan
mengkonsumsi sesuatu yang haram. Terkadang minuman keras,
rokok (itu banyak terjadi), serta makanan dan minuman yang didapat
dan usaha yang haram. Selain itu, beliau juga menyebutkan
beberapa hal lain yang layak diperhatikan.
Dan juga masih banyak lagi kejanggalan-kejanggalan yang dilakukan
sebagian kaum Muslimin dalam melakukan ibadah puasa.
Terkadang, bahkan merusak bingkai kerja dari puasa itu sendiri;
yaitu menahan diri dan makan dan minum. Bentuknya? Dengan
mengumbar nafsu makan dan minum tatkala berbuka puasa. Ibnu
Taimiyyah mengungkapkan penafsiran yang bagus tentang hadits
nabi : "Sesungguhnya setan itu mengalir dalam tubuh manusia
mengikuti aliran darah." 16
Beliau berkata:
"Orang yang puasa dilarang makan dan minum karena keduanya
adalah sebab tubuh itu menjadi kuat. Dan makanan dan minum
itulah yang dapat menghasilkan banyak darah, tempat di mina setan
ikut berjalan mengaliri tubuh manusia. Sesungguhnya darah yang di
telusupi setan itu memang berasal dan makanan dan minuman,
bukan dan suntikan atau faktor keturunan." 17
* ) HR. A-Bukhari kitab: Ash-$haum %%, **% dengan lafad1:
Barangsiapa yang belum meninggalkan perkataan dusta, mengerjakannya dan masa bdh
dengannya...
+ ) Diriwayatkan leh Ahmad 8, +), Al-Bukhari kitab A-9Ckaf 8-%), kitab: Bad9ul khlq
8) dan kitab< Al-Adab 8+%+) dan Muslim kitab: As-$alam 8) dari hadits Anas bin Malik dan
$hafiyyah binti Huyay, juga leh Abu Dawud kitab: Al-Adab 8), At-Tirmid1i kitab: Ar-Radha9 8)
bnu Majah kitab: Ash-$hiyam 8%+) dan ini lafad1nya.
% ) Lihat Haqiqatu ash-shiyam - leh bnu Taimiyyah.
4. Manfaat-Manfaat Ibadah Puasa
Syaikh Ali Hasan dalam "kitabu Ash-Shiyam" menuturkan beberapa
faedah puasa berdasarkan keterangan dari beberapa hadits. Akan
kami sebutkan di sini dengan ringkas:
4.1 Puasa itu adalah perisai
Bagi mereka yang masih diamuk jiwa muda dan syahwat membara,
namun masih belum terbuka pintu menuju pelaminan; disyari'atkan
baginya untuk mengekang keinginan syahwatnya itu dengan
berpuasa. Rasulullah bersabda, yang artinya:
"Wahai pemuda-pemudi, barangsiapa di antara kamu yang sudah
memiliki kemampuan seksualitas, hendaknya ia menikah. Karena
menikah itu lebih dapat memelihara pandangan dan kemaluan. Kalau
ia belum mampu menikah, hendaknya ia berpuasa. Sesungguhnya
puasa itu adalah obat penawar gejolak syahwat."
Lebih khusus lagi Rasulullah juga bersabda yang artinya:
"Puasa itu ibarat perisai, ia akan menamengi seorang samba dari
siksa neraka." 18
Nah khusus di bulan Ramadhan, sebulan penuh seorang Muslim
fiakan diasah jiwanya dengan puasafi sehingga bisa terbentengi dari
sergapan setan yang selalu memperalat hawa nafsu untuk
menjungkirkan seorang hamba ke jurang neraka. Tentu saja hal itu
utama bagi mereka yang berkeinginan fidengan puasanyafi untuk
mencapai ketakwaan kepada Allah.
4.2 Puasa adalah jalan menuju Jannah
Dari Umamah berkata: "Wahai Rasulullah, tunjukkanlah aku satu
amalan yang akan menggiringku menuju Jannah." Beliau bersabda:
"Lakukan puasa,tak ada amalan yang setara dengannya." 19
4.3 Puasa dapat menjadi perantara turunnya syafa’at
Rasulullah bersabda, yang artinya:
"Puasa dan al-Qur'an akan memberi syafat kepada seorang hamba
di hari kiamat nanti. Sang puasa berkata: "Ya Allah, aku telah
menghalanginya makan dan mengumbar nafsu, jadikanlah aku
perantara untuk menyampaikan syafa'at-Mu kepadanya. 20
4.4 Dua saat kebahagiaan bagi orang yang berpuasa
Nabi bersabda:
"Orang yang berpuasa memiliki dua saat-saat penuh kebahagiaan:
kala ia berbuka, dan, di saat ia menjumpai Rabb-nya (selepas hidup
di dunia). 21
- ) Diriwayatkan leh Ahmad &.
) Diriwayatkan leh Nasa9i 8:&+*), bnu Hibban 8hal. - Mauridu Ad1-D1am9an) dan Al-Hakim
8&).
) Diriwayatkan leh Ahmad: +++, Al-Hakim: * dan lain-lain dari hadits Abdullah bin Amru.
) Diriwayatkan leh Al-Bukhari dalam kitab Ash-$haum.
4.5 Pintu Rayyan di Jannah (surga), bagi kaum yang berpuasa
Dari Sahal bin Sa'ad, dari Nabi bahwasanya beliau bersabda, yang
artinya:
"Sesungguhnya di Jannah kelak, ada pintu yang bernama Rayyan.
Dari situlah kaum yang berpuasa akan masuk Jannah di hari kiamat.
Tak seorangpun kecuali mereka yang akan memasukinya. Bila orang
terakhir di antara mereka telah masuk, pintu segera ditutup; dan
barangsiapa (di antara yang masuk) meminum sedikit airnya, niscaya
ia tak akan dahaga selamanya." 22
Allah-lah Pencipta segala kebahagiaan, kepada-Nyalah' kembali akhir
kehidupan.
Selayaknya kita menyambut bulan yang penuh berkah dengan penuh
gairah dan kegembiraan. Di sanalah, dan dari sanalah kita akan
beranjak dengan taufik Sang Maha Rahman menuju Jannah-Nya
yang penuh kebahagiaan.
Didownload dari http: //www.vbaitullah.or.id
) Dikeluarkan leh Al-Bukhari 8&*), Muslim 8*). $edikit tambahan dibagian akhir hadits
berasal dari $hahih 3hu1aimah 8).