Kesyirikan Kaumnya Nabi Yusuf
Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami
memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -
Nya, kami berlindung kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dari
kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.
Barangsiapa yang -Dia beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat
menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah Shubhanahu wa
ta’alla sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya
petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla
semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi
bahwasannya Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam
adalah hamba dan Rasul -Nya. Amma Ba'du:
Nabi Yusuf 'alaihi sallam bersama kaumnya:
Selanjutnya datang giliran anak cucu nabi Ibrahim 'alaihi
sallam yang mengemban dakwah, berada diatas agama tauhid
serta mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah Shubhanahu wa
ta’alla semata. Dan sebelum itu, telah lewat masanya nabi Ishaq,
4
Isma'il dan Ya'qub 'alaihim sallam. Yang semuanya adalah para
utusan Allah azza wa jalla. Namun, tidak ada satupun nukilan yang
sampai pada kita yang menerangkan adanya salah satu dari jenisjenis
kesyirikan pada kaum nabi-nabi tersebut. Hingga akhirnya
sampai berita dari Allah ta'ala didalam al-Qur'an yang
menjelaskan kisahnya nabi Yusuf 'alaihi sallam ketika beliau
berada di kota Mesir.
Maka berikut ini kami sampaikan secara ringkas tentang
siapa nabi Yusuf 'alaihi sallam dan kepada siapa beliau di utus.
Selanjutnya kesyirikan seperti apa yang terjadi di tengah-tengah
masyarakat pada masa itu : Adapun nasab beliau ialah Yusuf ash-
Shidiq bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim 'alaihim sallam.
Sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits dari Ibnu Umar
radhiyallahu 'anhuma dari Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi
sallam, bersabda:
"Orang mulia anak orang mulia anak orang mulia anak orang
mulia Yusuf bin Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim 'alaihim sallam".1
Juga diterangkan didalam haditsnya Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi sallam
bersabda:
"Orang yang paling mulia ialah Yusuf nabi Allah anak dari nabi
Allah cucu dari nabi Allah buyut dari khalilullah".2
Allah ta'ala menurunkan kepada kita satu surat panjang yang
khusus mengkisahkan tentang sisi kehidupan mulia beliau, masa
demi masa yang dilaluinya, mulai dari masa kanak-kanaknya
hingga meninggal, kondisi yang senantiasa berubah-rubah
menerpa beliau, apa yang beliau lakukan ketika menghadapi
masa-masa sulit tersebut, dirinya tegar menghadapi musibah
dengan keteguhan dan kesabaran yang dimiliki para nabi, hikmah
dalam berdakwah serta sikap bijak yang beliau miliki3.
1 . HR Bukhari no: 3382, 3390.
2 . HR Bukhari no: 3383. Tirmidzi no: 3116.
3 . Manhaj fii Dakwah Ilallah fihi Hikmah wal Aql hal: 63 oleh D.Rabi bin
Hadi al-Madkhali.
6
Dan jangan heran dengan itu semua, sesungguhnya
beliau adalah anak keturunan dari para pembesar nabi, maka
tidak mengherankan jika mereka serupa dari segi kejujuran,
keikhlasan, dan semangat dakwah mengajak orang untuk
bertauhid, memberangus kesyirikan, setiap kesempatan yang
dilaluinya digunakan untuk berdakwah, menyampaikan risalah
serta menentang kesyirikan dan peribadatan patung dan berhala.4
Adapun negeri tempat beliau diutus, maka semenjak
kemunculan nabi Yusuf 'alaihi sallam nampak periode baru dalam
dakwah kepada Allah Shubhanahu wa a’alla yang maha esa,
menghilangkan praktek kesyirikan paganisme. Dan yang menjadi
pusat dakwahnya pada saat itu ialah negeri Mesir sebagai ganti
dari negeri para nabi, Palestina.
Dan nabi Yusuf 'alaihi sallam datang ke kota Mesir tatkala
masih kecil ketika saudara-saudaranya berbuat jahat dengan
memperdayakannya dengan melempar ke dalam sebuah sumur,
yang tidak seberapa lama kemudian datang kafilah musafir,
mereka lalu menyuruh untuk mengambil air dari sumur tersebut
sebagai persediaan minum, kemudian Yusuf kecil ikut serta
bergelantungan bersama tali timba sehingga bisa keluar. Begitu
melihat ada anak kecil yang terbawa dalam timba air, orang
4 . Dakwah Tauhid hal: 144 oleh Muhammad Khalil Haras.
7
tersebut seketika terkejut sambil menyeru, Oh, kabar gembira, ini
seorang anak!
Kemudian mereka menyembunyikannya sebagai barang
dagangan untuk di jual dipasar Mesir, dan beliau dijual dengan
harga yang murah, hanya beberapa dirham saja. Dan yang
membelinya adalah al-Aziz (seorang wazir perbendaharaan
negara Mesir), tatkala membawanya pulang dirinya berpesan
kepada istirnya supaya merawat anak tersebut dengan baik.
Disinilah dimulai babak baru bagi kehidupan nabi Yusuf
'alaihi sallam, beliau mendapat ujian didalam rumah lelaki yang
membelinya ini dengan ujian yang mengerikan, manakala istri al-
Aziz merayu nabi Yusuf untuk menundukan dirinya, lalu dia
mengunci semua pintu rumah, sambil mengatakan, "Kemarilah".
Akan tetapi, nabi Yusuf ‘alaihissalam menolaknya dengan
memberikan jawaban yang memutus harapan wanita tersebut,
dia berusaha melenyapkan perasaan yang sedang menghinggapi
wanita itu seraya mengatakan seperti dinukil oleh Allah
Shubhanahu wa a’alla didalam firman -Nya:
"Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah
memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada
akan beruntung". (QS Yusuf: 23).
Maka setelah kejadian tersebut dirinya di jebloskan
kedalam penjara walaupun telah jelas kesucian dirinya.
Bertepatan dengan itu masuk pula bersamanya dua pemuda,
lantas keduanya meminta kepada beliau agar menafsirkan mimpi
yang dilihat dalam tidurnya. Namun, Sebelum memberikan
jawaban beliau menerangkan kepada keduanya akan nikmat yang
Allah Shubhanahu wa a’alla berikan padanya tentang ilmu
menafsirkan mimpi, dan menjelaskan kalau dirinya telah
meninggalkan agama yang batil, dan berpegang teguh dengan
agama ayah dan nenek moyangnya yang mengajarkan
ketauhidan dan keimanan.
Lantas beliau memberi nasehat kepada keduanya agar
menempuh agama tersebut dan meninggalkan peribadatan
kepada tuhan-tuhan yang banyak yang tidak ada hakekatnya,
namun, hanya sekedar nama-nama yang diberikan oleh nenek
moyang kalian tanpa mempunyai landasan yang kuat5. Inilah
sekilas sisi perjalanan hidup nabi Yusuf 'alaihi sallam, dan jika
tidak ada keraguan yang menghampiri disana kalau beliau adalah
5 . Ibid.
9
seorang nabi dan rasul maka hendaknya kita juga tidak
meragukan kalau risalah yang beliau emban itu ditujukan kepada
penduduk Mesir. Sebab tidak kita ketahui adanya riwayat yang
sampai kepada kita jika beliau keluar dari negeri Mesir, justru
riwayat yang otentik dalam hal ini menjelaskan pada kita bahwa
beliau tetap tinggal disana hingga meninggal lalu di kubur di
negeri tersebut.
Bahkan lebih tegas lagi dijelaskan dalam sebuah ayat
yang ada didalam surat Ghafir yang memberi petunjuk kepada
kita kalau risalah yang beliau bawa memang di tujukan kepada
penduduk Mesir. Yaitu firman Allah ta'ala melalui lisannya
keluarga Fir'aun yang beriman yang mengajak kaumnya serta
menasehati mereka agar beriman kepada nabi Musa 'alaihi
sallam, Allah Shubhanahu wa a’alla merekam ucapan tersebut
didalam firman -Nya:
"Dan sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa
keterangan-keterangan, tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa
yang dibawanya kepadamu, hingga ketika dia meninggal, kamu berkata:
10
"Allah tidak akan mengirim seorang (rasulpun) sesudahnya. Demikianlah
Allah menyesatkan orang-orang yang melampaui batas dan ragu-ragu". (QS
Ghafir: 34).
Akan tetapi, kapan nabi Yusuf 'alaihi sallam diangkat
menjadi nabi? Kenyataannya tidak ada satupun nash disana yang
menentukan bagi kita tentang permulaan beliau di angkat
menjadi rasul, dan menurut pendapat yang unggul dalam masalah
ini bahwa nabi Yusuf 'alaihi sallam pertama kali diangkat menjadi
rasul ketika beliau menghabiskan waktunya didalam penjara.
Sebab ucapan beliau kepada dua penghuni penjara yang masuk
bersamanya, ketika menjelaskan ta'bir mimpi keduanya, beliau
mengajak untuk bertauhid, kemudian beliau mengatakan pada
keduanya, seperti Allah Shubhanahu wa a’alla nukil kejadiannya
didalam firman -Nya:
"Yang demikian itu adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh
Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang
tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian".
(QS Yusuf: 37).
Dan juga firman Allah ta'ala:
ٱ "Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) namanama
yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak
menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu. keputusan itu
hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak
menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui". (QS Yusuf: 40).
Nash tersebut dengan jelas menunjukan kalau beliau diangkat
menjadi rasul pada saat-saat itu.
KESYIRIKAN YANG ADA PADA KAUMNYA:
Allah tabaraka wa ta'ala telah menerangkan kepada kita
kesyirikan yang terjadi pada kaumnya nabi Yusuf 'alaihi sallam
tatkala beliau mengajak bertauhid dua penghuni penjara yang
masuk bersamanya, dimana nabi Yusuf menyeru kepada
keduanya dengan mengatakan:
ٱ "Yusuf berkata: "tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang
akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis
makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. yang demikian itu
adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku.
Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman
kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian. dan aku pengikut
agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. tiadalah patut bagi
kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. yang
demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia
(seluruhnya), tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya). Hai kedua
penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu
ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? kamu tidak menyembah
yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan
nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu
keteranganpun tentang nama-nama itu. keputusan itu hanyalah kepunyaan
Allah. -Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain -Dia.
Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS
Yusuf: 37-40).
13
Maka bisa kita pahami dari nash al-Qur'an diatas tadi bahwa nabi
Yusuf 'alaihi sallam menilai rusaknya penguasa Mesir yang
dikuasai oleh dinasti Fir'aun saat itu, dan beliau menjelaskan sisi
kerusakan aqidah yang terjadi ditengah-tengah kaum yang beliau
hidup disana, juga menjelaskan kerusakan masyarakatnya yang
menyembah berhala, menjadikan patung sapi dan berhala
sebagai sesembahan bersama Allah ta'ala. Sehingga bisa
disimpulkan pemahaman dari nash al-Qur'an diatas dengan
klasifikasi sebagai berikut:
a. Bahwa kaumnya nabi Yusuf 'alaihi sallam berbuat kesyirikan
didalam peribadatan kepada Allah azza wa jalla. Mengacu
pada firman Allah ta'ala:
"Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah)
nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah
tidak menurunkan suatu keteranganpun tentang nama-nama itu". (QS
Yusuf: 40).
b. Mereka berhukum sesuai dengan hawa nafsu yang mereka
inginkan. Makanya beliau mengingatkan mereka kalau
keputusan hukum hanyalah milik Allah Shubhanahu wa ta’alla
14
semata, dan mengambil keputusan sesuai selera masuk dalam
kategori peribadatan. Berdasarkan firman Allah ta'ala:
J ٱ "Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar
kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui". (QS Yusuf: 40).
c. Mereka memberi nama kepada sesembahan-sesembahannya
dengan tuhan yang bermacam-macam, tanpa menyekutukan
Allah ta'ala didalam rububiyah -Nya, sebagaimana ditegaskan
oleh sebagian ulama manakala menafsirkan firman Allah
ta'ala:
"Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa?". (QS Yusuf: 39).
d. Dan ada yang berpendapat disebagian komunitas yang
mengerjakan kesyirikan dalam perkara rububiyah, berdalil
dengan firman Allah ta'ala:
"Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah
Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?". (QS Yusuf: 39).
Demikian juga dalam firman -Nya:
"Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak
beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada hari kemudian".
(QS Yusuf: 37).
Namun, keyakinan ini yakni menyekutukan Allah Shubhanahu
wa ta’alla dalam perkara rububiyah, tidak diakui oleh
kebanyakan masyarakat pada saat itu karena yang banyak
diyakini oleh mereka ketika itu ialah mengakui adanya Ilah
yang esa yang menciptakan alam semesta ini. sebagaimana
ditunjukan oleh firman Allah ta'ala manakala mengkisahkan
tentang ucapannya para wanita yang berada dirumah istrinya
al-Aziz. Allah berfirman:
"Dan (mereka) berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia.
Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah Malaikat yang mulia". (QS Yusuf:
31).
Dan akan datang tambahan penjelasan ini ketika kita
sampai pada pembahasan aqidah yang dianut oleh penduduk
Mesir tatkala kita sampaikan kisahnya nabi Musa 'alaihi sallam
bersama Fir'aun. Dan kita cukupkan disini dengan pernyataan
bahwa mereka adalah paganisme yang menjadikan patung dan
berhala sebagai sesembahan. Lalu nabiyullah Yusuf 'alaihi sallam
bangkit untuk mendakwahi mereka, maka Fir'aun (penguasa
Mesir) pada saat itupun beriman kepadanya, kemudian raja
tersebut meninggal lalu datanglah raja berikutnya yang sudah
tidak lagi berada diatas agama yang lurus yang sangat lalim
kepada masyarakatnya.