Artikel




Kesyirikan Pada Kaumnya Nuh


Segala puji hanya bagi Allah Shubhanahu wa ta’alla, kami


memuji -Nya, memohon pertolongan dan ampunan kepada -Nya,


kami berlindung kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla dari


kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami.


Barangsiapa yang -Dia beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat


menyesatkannya, dan barangsiapa yang -Dia sesatkan, maka tidak


ada yang dapat memberinya petunjuk.


Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak


diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla


semata, yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi


bahwasannya Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasul -Nya.


Amma Ba'du.


Seperti yang telah kami jelaskan sebelumnya bahwa manusia


pertama yang Allah ta'ala ciptakan adalah Adam 'alaihi sallam.


Sebagaimana yang Allah ta'ala katakan didalam firmanNya:


4


Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:


"Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka


bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan


(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan


padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami senantiasa


bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?"


Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak


kamu ketahui. Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama


(benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada


para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada -Ku nama


benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang


benar! Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang


kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada


kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi


Maha Bijaksana". (QS al-Baqarah: 30-32).


Makanya kita menjumpai kisah pertama yang Allah


Shubhanahu wa ta’alla kisahkan kepada kita diantara kisahkisahnya


para nabi didalam al-Qur'an yang suci ialah kisahnya


5


Adam 'alaihi sallam. Beliaulah bapaknya manusia. Untuk pertama


kalinya beliau tinggal di surga, Allah Shubhanahu wa ta’alla


muliakan dirinya dengan menyuruh para malaikat terdekat yang


berada disisi -Nya untuk sujud kepadanya, sebagai bentuk


pemuliaan dan penghormatan padanya. Kecuali Iblis,


sesungguhnya ia punya keinginan untuk mengeluarkan Adam dari


surga, lalu akhirnya Adam pun di turunkan ke bumi, dan dialah


manusia pertama yang tinggal di muka bumi, akan tetapi, apakah


dirinya berada di atas agama tauhid? Jawabannya adalah benar,


dirinya berada diatas agama tauhid dan beliau adalah seorang


nabi. Dalil yang menguatkan hal tersebut ialah nash berikut ini:


1. Firman Allah tabaraka wa ta'ala:





"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga


Ibrahim dan keluarga 'Imran melebihi segala umat (di masa


mereka masing-masing)". (QS al-Imraan: 33).


2. Sabda Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam


sebagaimana di riwayatkan oleh Ibnu Majah dalam kitab


shahihnya, disebutkan:


6





"Ada seorang sahabat yang bertanya kepada Rasulallah,


'Wahai Rasul apakah Adam seorang nabi? Beliau menjawab,


"Benar, dan yang diajak bicara langsung oleh Allah. Berapa


lama jarak antara nabi Adam dan Nuh, tanya sahabat tadi.


Beliau menjawab, "Sepuluh masa".1


3. Demikian pula sabdanya beliau yang mengatakan:





"Tidak ada seorang nabi pun pada saat itu, Adam yang lainnya


melainkan berada di (belakang) benderaku".2


1 . HR Ahmad 5/265-266. Ibnu Majah 8/24-25. Namun, didalam sanad


kedua riwayat tadi ada perawi yang bernama Ma'an bin Rifa'ah as-


Sulami. Layinul hadits dan sering memursalkan hadits. Dan perawi yang


bernama Ali bin Yazid al-Alhani dia adalah perawi yang lemah. Serta


perawi yang bernama Qosim bin Abdirahman, shoduq sering


meriwayatkan hadits asing, bersamaan dengan itu semua hadits ini di


nilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam takhrij al-Misykah 3/122.


2 . HR Tirmdzi 5/ 548 no: 3615. Beliau berkata; Hadits ini hasan shahih.


7


Dalil-dalil diatas tadi menunjukan kalau Adam 'alaihi


sallam adalah seorang nabi, dan sudah dapat di pastikan jika


beliau berada diatas agama tauhid.


Dan para ulama yang ucapannya didengar oleh semua


kalangan telah bersepakat tanpa berselisih sedikitpun, bahwa


Adam 'alaihi sallam berada diatas agama tauhid, sebagaimana


dijelaskan dalam hadits syafa'at yang panjang, disebutkan disitu;


"Wahai Adam engkau adalah manusia pertama…". Al-Hadits3.


Didalam hadits itu disebutkan bahwa manusia ketika itu mensifati


Adam sebagai manusia pertama. Dan didalam hadits lain


dijelaskan bahwa beliau adalah seorang nabi, sedangkan seorang


nabi di utus hanyalah untuk menyerukan agama tauhid, dan


Adam di utus oleh Allah Shubhanahu wa ta’alla kepada anak


keturunanya dikala kondisi mereka masih lurus fitrahnya, belum


muncul kekufuran dari mereka, sehingga mereka sangat


mentaatinya4.


Sebagaimana Telah lewat kajian secara ilmiah yang


menjelaskan akan lemahnya pendapat yang menyatakan terjadi


kesyirikan dalam lafad yang diucapkan oleh nabi Adam 'alaihi


3 . HR Bukhari no: 3340, 4712. Muslim no: 194.


4 . Lihat pemaparan seperD ini dalam kitab Adhwa'ul Bayan 1/223, 224.


oleh Muhammad Amin Syinqithi.


8


sallam manakala menafsirkan makna firman Allah tabaraka wa





"Tatkala Allah memberi kepada keduanya seorang anak yang


sempurna, maka keduanya menjadikan sekutu bagi Allah


terhadap anak yang telah dianugerahkan -Nya kepada keduanya


itu. Maka Maha Tinggi Allah dari apa yang mereka


persekutukan". (QS al-A'raaf: 190).


KESYIRIKAN PADA KAUMNYA NABI NUH


Tatkala nabi Adam 'alaihi sallam meninggal maka yang


meneruskan tugas ayahnya adalah anaknya yang bernama Syiitsa


'alaihi sallam, dan ketika itu belum terjadi kesyirikan sedikitpun


pada umatnya, menurut pendapat yang kuat. Ketika ajal beliau


sudah dekat dirinya berpesan kepada anaknya Anusy untuk


meneruskan tugas yang di embannya. Setelah dia meninggal di


lanjutkan oleh anaknya yang bernama Qinan, kemudian


9


dilanjutkan oleh anaknya Mahla'il, ketika dirinya meninggal


urusannya di pegang oleh anaknya yang bernama Yarid5.


Diantara kejadian-kejadian yang tercatat dalam sejarah


yang disebutkan oleh para praktisi sejarah di dalam kurun waktu


tersebut di klasifikasikan sebagai berikut: Para sejarahwan


mengatakan, "Sesungguhnya Qabil setelah membunuh


saudaranya Habil, dirinya langsung melarikan diri dari ayahnya


Adam menuju negeri Yaman. Sesampainya disana dirinya di


sambangi Iblis sembari mengatakan kepadanya, 'Sesungguhnya


persembahan Habil di terima oleh Allah dan dimakan oleh api


disebabkan dirinya dulu mengabdi kepada api dan


menyembahnya, maka lakukankah hal yang sama seperti dirinya,


buat tungku api untukmu dan anak keturunanmu". Lalu Qabil


membikin tempat khsusus untuk api, dan dialah pionir yang


membikin tungku api lalu menyembahnya".6


Sebagain pakar sejarah mengatakan, mengacu pada


sebuah riwayat dari Ibnu Abbas yang diriwayatkan oleh Ibnu Kalbi


dari ayahnya dari Abu Sholeh, diceritakan bahwa Ibnu Abbas


mengatakan, "Pada zamannya Yarid patung dan berhala di


5 . Bidayah wa Nihayah 1/99 oleh Ibnu Katsir.


6 . Tarikhul Umam wal Muluk 1/165 oleh Imam Thabari. Al-Kaamil 1/32


oleh Ibnu Atsir.


10


produksi, maka ada yang kembali dari agama yang lurus


(murtad)".7 Selanjutnya tatkala kematian sudah semakin dekat,


maka Yarid berpesan kepada putranya yang bernama Khanukh -


Menurut pendapat yang masyhur beliau adalah nabi Idris 'alaihi


sallam-.


Al-Hafidh Ibnu Katsir mengatakan tentang beliau, "Dia


adalah anak keturunan Adam yang pertama kali mengemban


tugas kenabian setelah Adam dan Syiitsa 'alaihima sallam".


Dalilnya ialah firman Allah ta'ala:





"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris


(yang tersebut) di dalam Al Quran. Sesungguhnya ia adalah


seorang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi. Dan Kami


telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi". (QS Maryam: 56-


57).


Di dalam ayat diatas Allah Shubhanahu wa ta’alla


memuji Idris 'alaihi sallam dan mensifati dirinya dengan kenabian


7 . Tarikhul Umam wal Muluk 1/170 oleh Imam Thabari. Al-Kaamil 1/34


oleh Ibnu Atsir. Dan ar-Raudhul Anfi 1/14 oleh as-Suhaili.


11


dan orang-orang yang membenarkan, dan Idris di sini adalah


Khanukh. Dan beliau masih berada dalam satu garis silsilah


keturuanan bersama Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam


sebagaimana dinyatakan tidak sedikit oleh para ulama nasab.


Sebagaimana juga disebutkan dalam hadits Isra' yang


dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, disebutkan bahwa


Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam melewati langit ke empat


dan disana beliau bertemu dengan Idris, dan dalam hadits


tersebut dinyatakan dengan jelas tentang kenabian Idris8.


Kemudian setelah itu Allah Shubhanahu wa ta’alla mengutus nabi


Nuh 'alaihi sallam, beliau adalah nabi ketiga yang disebut oleh –


Nya di dalam al-Qur'an diantara jarak beliau dengan nabi Adam


'alaihi sallam.


Nama beliau adalah Nuh bin Lamik bin Mutusyalih bin


Khanukh -yaitu nabi Idris- bin Yarid bin Mahla'il bin Qinan bin


Anusy bin Syiitsa bin Adam yang merupakan bapaknya manusia"9.


Beliau adalah rasul pertama yang di utus oleh Allah azza wa jalla,


sebagaimana tertera dengan jelas dalam hadits syafaat yang


8 . HR Bukhari no: 3207, 3887. Muslim no: 164. dan selain


keduanya.


9 . Bidayah wa Nihayah 1/100 oleh Imam Ibnu Katsir.


12


terkenal. Dimana disebutkan dalam hadits tersebut, "Wahai Nuh


engkau adalah rasul pertama di muka bumi".


Sebagaimana telah di jelaskan dalam ayat yang


menerangkan tentang para rasul, di mana nama Nuh disebut


untuk pertama kali. Semisal firman Allah tabaraka wa ta'ala:





"Belumkah datang kepada mereka berita penting tentang orangorang


yang sebelum mereka, (yaitu) kaum Nuh, 'Aad, Tsamud,


kaum Ibrahim, penduduk Madyan dan negeri-negeri yang telah


musnah?. telah datang kepada mereka Rasul-rasul dengan


membawa keterangan yang nyata, maka Allah tidaklah sekali-kali


menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya


diri mereka sendiri". (QS at-Taubah: 70).


Demikian pula dalam ayat yang menjelaskan pujian Allah


Shubhanahu wa ta’alla terhadap para nabi dan rasul. Seperti


dalam firman -Nya:


13





"Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi


dan dari kamu (sendiri) dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra


Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang


teguh". (QS al-Ahzab: 7).


Secara garis besar, maka Nuh 'alaihi sallam di utus oleh


Allah ta'ala manakala berhala dan para thagut telah di sembah


oleh manusia, dan mulai munculnya kekufuran dan kesesatan


yang dilakukan oleh mereka. Allah mengutusnya sebagai rahmat


bagi para hamba, dan beliau merupakan rasul pertama yang di


utus dimuka bumi –sebagaimana dikatakan oleh ahli mauqif kelak


pada hari kiamat-. Demikian berdasarkan banyak ayat, yang mana


kisah beliau banyak disebut dalam berbagai surat al-Qur'an,


diantaranya seperti dalam surat al-A'raaf, surat Yunus, surat


Huud, surat al-Mukminuun, surat asy-Syu'araa dan surat Nuh.


KESYIRIKAN YANG TERJADI PADA KAUMNYA NUH


Imam Ibnu Jarir Thabari menuturkan tentang masalah


ini, dimana beliau sampai pada kesimpulan setidaknya ada tiga


14


pendapat dikalangan ulama yang menyimpulkan kondisi kaumnya


nabi Nuh 'alaihi sallam, yaitu:


Kondisi pertama: dijelaskan bahwa Kebanyakan mereka telah


terjerumus dalam perbuatan yang dilarang oleh Allah azza wa


jalla. Mulai dari melakukan perbuatan zina, minum-minuman


keras, sibuk dengan sendau gurau dan permainan yang


melalaikan diri untuk mengerjakan ketaatan kepada Allah azza wa


jalla.


Kondisi kedua: dikatakan kalau Mereka adalah para pengikuti


yang mentaati Bairusib, dan Bairusib ini ialah yang memprakarsai


adanya perkataan shoibah10.


Kondisi terakhir: dijelaskan mengacu pada al-Qur'an dimana al-


Qur'an mengabarkan bahwa mereka adalah para penyembah


berhala11. Dan ini lah pendapat yang kuat dalam masalah ini.


adapun pendapat-pendapat yang lain hanya sekedar analisis dan


terkaan dari para sejarahwan.


Sebetulnya kaumnya nabi Nuh lah yang memprakarsai


kesyirikan dengan menyembah patung dan berhala, dimana


mereka biasa menyeru kepada Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan


10 . Mengacu pada ucapannya beliau, Imam Thabari kalau shoibah berasal


dari kaumnya nabi Nuh, dan ini tentunya berbeda dengan riwayat yang


lebih terkenal.


11 . Tarikh Thabari 1/179.


15


Nasr. Dan Allah ta'ala telah mengabadikan hal tersebut didalam


firman -Nya tatkala mengkisahkan nabi Nuh. Allah berfirman:





"Nuh berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya mereka telah


mendurhakaiku dan telah mengikuti orang-orang yang berharta


dan anak-anaknya tidak menambah kepadanya melainkan


kerugian belaka, dan melakukan tipu-daya yang amat besar. Dan


mereka berkata: "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan


(penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali


kamu meninggalkan (penyembahan) wadd, dan jangan pula


suwwa', yaghuts, ya'uq dan nasr". (QS Nuuh: 21-23).


Di jelaskan dalam sebuah hadits shahih dari sahabat


Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhuma ketika beliau menafsiri


ayat-ayat diatas dengan mengatakan, "Nama-nama ini adalah


orang-orang sholeh dari kaumnya nabi Nuh. Tatkala mereka


meninggal maka setan membisikan kepada kaumnya supaya


membuat relief di atas tempat majelisnya yang biasa mereka


gunakan lalu memberi tanda dengan nama-nama mereka,


akhirnya mereka melakukan hal tersebut, tapi belum sampai


16


disembah. Hingga ketika mereka binasa dan sudah tidak ada lagi


ilmu akhirnya relief tersebut disembah".12


Ucapan beliau, 'Tapi belum sampai disembah', yang


dimaksud ialah relief orang-orang sholeh tersebut. Dan


ucapannya, 'Hingga ketika mereka binasa dan sudah tidak ada


lagi ilmu akhirnya relief tersebut disembah'. Maksudnya ialah


ketika ilmu yang menjelaskan maksud pertama telah hilang


ditengah-tengah mereka.


Dalam redaksi yang dibawakan oleh al-Kusymihani13


disebutkan dengan lafad, 'Ilmu terhapus'. Maksudnya jejak


mereka terhapus dengan sebab para ulama telah meninggal.


Sehingga kebodohan meraja lela kemudian mereka tidak bisa lagi


membedakan antara tauhid dan kesyirikan, akhirnya mereka


terjatuh dalam kesyirikan karena persangkaan mereka yang


mengira hal tersebut bisa bermanfaat disisi Allah azza wa jalla14.


12 . HR Bukhari no: 4920.


13 . Beliau adalah seorang perawi yang meriwayatkan shahih Bukhari.


Namanya adalah Muhammad bin Abdurahman bin Muhammad bin Abi


Taubah al-Kusymihani, al-Marwazi, Abul Fatah. Syaikh, Imam, Khatib, dan


seorang yang zuhud. Syaikhnya kelompok sufi, mendengar shahih Bukari


dari Abu Ja'far al-Hamdani yang dibacakan kepada al-Ma'mar Abil Khair


Muhammad Shofar tahun 471 H. meninggal pada tahun 547 H. Lihat


biografinya dalam kitab Siyar oleh Dzahabi.


14 . Fathul Majid 1/280 oleh Syaikh Abdurahman bin Hasan alu Syaikh.


17


Di mana semakin jauh ilmu yang ada akhirnya mereka membikin


gambar-gambar tiruan di tempat ibadah yang biasa mereka


kerjakan, sebab mereka adalah ahli ibadah sehingga persangkaan


mereka hal tersebut mampu memotivasi untuk meniru ibadah


yang mereka lakukan.


Imam Ibnu Qoyim menjelaskan, "Banyak para ulama


salaf yang menyebutkan, tatkala mereka meninggal maka


kaumnya duduk-duduk di sebelah kuburanya, kemudian mereka


membuat relief-reliefnya, selanjutnya setelah berlalu jauh


generasi tersebut maka akhirnya patung relief tersebut di


sembah".15 Dan ditegaskan bahwa itulah asal mula kesyirikan


yang terjadi dikalangan bani Adam, sebagaimana dijelaskan oleh


Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, "Termasuk kesyirikan yang terjadi


ditengah-tengah manusia ialah mengagungkan orang-orang


sholeh. Dimana tatkala mereka meninggal, kaumnya duduk-duduk


disebelah kuburannya. Kemudian mereka membuat reliefreliefnya,


selanjutnya mereka menyembahnya. Inilah kesyirikan


pertama yang terjadi ditengah-tengah anak manusia, dan hal itu


terjadi untuk pertama kalinya pada kaumnya nabi Nuh 'alaihi


sallam".16


15 . Ighatsatul Lahfan 1/210 oleh Ibnu Qoyim.


16 . al-Hasan was Sayi'ah hal: 116 oleh Ibnu Taimiyah.


18


Oleh karena itu dicantumkan dalam kumpulan kitab


tauhid bahwa yang namanya berdiam diri disamping kubur dan


mengusap-usap kubur tersebut, mencium dan berdo'a disisinya


merupakan inti dari kesyirikan dan bagian dari beribadah kepada


berhala17. Seperti dipaparkan oleh penulis kitab Shaihatul Haq,


dimana penulis menyatakan, "Sesungguhnya pangkal peribadatan


kepada patung dan berhala yang ada di seluruh peradaban


manusia berawal dari membikin gambar diatas kuburan orangorang


sholeh, dari peradaban Arab, Yunani kuno, Romawi,


Babilon, Persia, India dan Cina, pada awal mulanya Tuhan-tuhan


yang mereka jadikan sebagai sesembahan dan berhala yang


mereka rela untuk duduk-duduk disekitarnya ialah bersumber dari


gambar yang mereka buat lalu di letakkan diatas kuburan orangorang


sholeh dikalangan mereka.


Tujuannya untuk mengingatkan keutamaan dan akhlak


mulia orang sholeh tersebut yang dengan itu akan memotivasi


mereka untuk menirunya. Maka tatkala generasi demi generasi


berlalu, tujuan pertama kali dibuat gambar tersebut sudah


terlupakan, sehingga akhirnya mereka menjadikan sebagai Tuhan


yang mereka sembah dan digunakan untuk mendekatkan diri


kepada Allah Shubhanahu wa ta’alla serta dimintai


17 . Majmu'ah Tauhid hal: 515.


19


pertolongan".18 Begitulah keadaan manusia ketika itu, dirinya lupa


dengan perjanjian yang Allah Shubhanahu wa ta’alla buat,


mereka meninggalkan agama tauhid yang Allah Shubhanahu wa


ta’alla jadikan sebagai fitrah mereka. Sehingga tidak tersisa pada


saat itu di muka bumi orang yang menyembah Allah Shubhanahu


wa ta’alla secara murni tanpa menyekutukan -Nya dengan yang


lain -Nya.


Kemudian Allah Shubhanahu wa ta’alla mengutus


kepada mereka nabi Nuh 'alaihi sallam untuk mengajak mereka


beribadah kepada Allah ta'ala semata, serta memperingatkan dari


siksaan –Nya jikalau mereka masih mengerjakan peribadatan


kepada tuhan-tuhan batil yang mereka buat tersebut. Cukup


panjang dakwah yang beliau lakukan dan cukup lama beliau


tinggal bersama mereka, dirinya tidak bosan untuk mengajak dan


mengingatkan mereka siang dan malam, terang-terangan maupun


dengan cara sembunyi-sembunyi, akan tetapi, sangat sedikit dari


kaumnya yang mau mengikuti dakwah nabi Nuh 'alaihi sallam


dalam kurun waktu yang cukup lama tersebut, walaupun muatan


dakwahnya cukup jelas, hujah yang mereka terima begitu terang


serta semangat beliau yang tidak padam surut.


18 . Shoihatul Haq hal: 8, oleh Muhammad Darwisy.


20


Selanjutnya Allah azza wa jalla memberi wahyu kepada


nabi Nuh yang menjelaskan kondisi kaumnya yang sudah tidak


mungkin lagi beriman kecuali orang-orang yang sebelumnya telah


beriman kepadanya, oleh sebab itu janganlah kamu bersedih hati


dengan apa yang mereka lakukan, kemudian Allah Shubhanahu


wa ta’alla menyuruh beliau untuk membikin bahtera dengan


wahyu dan pengawasa -Nya, dan supaya membawa didalam


bahtera tersebut setiap binatang melata ataupun ternak yang


berpasang-pasangan –laki-laki dan perempuan- lalu semuanya


disuruh untuk naik bahtera bersama orang-orang yang beriman


dan keluarganya kecuali orang-orang yang telah ditentukan


kebinasaannya oleh Allah azza wa jalla19.


Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla mengabadikan akhir


dari kisah perjalanan mereka dalam firman -Nya:





"Maka mereka mendustakan Nuh, kemudian Kami selamatkan dia


dan orang-orang yang bersamanya dalam bahtera, dan Kami


19 . Lihat penjelasannya dalam kitab Da'watu Tauhid hal: 106-107 oleh


Syaikh Khalil Haras.


21


tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami.


sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya)".


(QS al-A'raaf: 64).



Tulisan Terbaru

Menjaga Shalat dan Kh ...

Menjaga Shalat dan Khusyuk dalam Melaksanakannya

Menjampi Air Termasuk ...

Menjampi Air Termasuk Ruqyah Yang Syar'i